Translate

Kamis, 06 Mei 2010

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Pemahaman tentang pendidikan islam dapat diawali dari penelusuran pengertian pendidikan islam, sebab dalam pengertian ini terkandung indokator-indikator esensial dalam pendidikan, penyimpulan ini lazimnya melahirkan pengertian termologi atau istilah dalam pendidikan islam.

PENGERTIAN ETIMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan dalam wacana keislaman lebih popular dengan istilah terbiyah, ta’lim, riyadhah, irsyad, dan tadris. Masing-masing istilah memiliki keunikan makna tersendiri ketika bagian atau semuanya disebut secara bersamaan. Semua istilah digunakan secara bergantian dalam mewakili peristilahan pendidikan islam.

Tarbiyah.
1. Rabba, yarba, tarbuyah : yang memiliki makna ‘tambah’ (zad) dan ‘berkembang’ (nama) yang memiliki arti Pendidikan yang merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik.
2. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi besar atau dewasa (tara’ra’a) artinya, pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik.
3. Rabba, yarubbu, tarbiyah : yang memiliki makana memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara dan merawat, memperindah, member makan, mengasuh dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Artinya pendidikan merupakan usaha untuk memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur kehidupan peserta didik.

Merujuk pada kesamaan akar kata, konsep tarbiyah selalu saja dikaitkan dengan konsep tauhid rububiyah yang berarti mengEsakan Allah SWT. Tarbiyah dapat juga diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, agar ia memiliki sikap semangat yang tinggi dengan memahami dan menyadari kehidupannya.

Ta’lim.
Ta’lim merupakan kata benda buatan (mashdar) yang berasal dari kata ‘allama. Sebagai para ahli menerjemaahkan istilah tarbiyah dengan pendidikan, sedangkan ta’lim diterjemahkan dengan pengajaran. Muhammad Rasyid Ridhah mengartikan ta’lim dengan : proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Pengertian ini didasarkan atas firman Allah SWT. Dalam surat Al-Baqoroh ayat 31 “ dan dia mengajarkan (allama) kepada adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman : sebutkan kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang beriman.

Ta’dib
Ta’dib lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santu, tata karma, adab, budi pekerti, akhlak moral, dan etika. Ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga pembimbing kea arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan tuhan.

Riyadhah.
Riyadhah secara bahasa diartikan dengan pengajaran dan pelatihan. Menurut al-bastani, riyadhah dalam konteks pendidikan berarti mendidik jiwa akhlak yang mulia. Riyadhah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : 1) riyadhah al-jisim, pendidikan olahraga yang dilakukan melalui gerakan fisik atau pernapasan yang bertujuan untuk kesehatan jasmani manusia, 2) riyadhah al-nafs, pendidikan oleh batin yang dilakukan melalui olah piker dan olah hati yang bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan kualitas rohani.

Pemilihan Istilah Pendidikan Dalam Islam
Dalam khazanah islam, terdapat dalam macam istilah yang masing-masing berkemungkinan menjadi peristilahan dalam pendidikan islam :
1. Kubu yang mengajukan istilah al-tarbiyah
2. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’lim
3. Kubu yang mengajukan istilah al-ta’dib
4. Kubu yang mengajukan istilah al-riyadhah

PENGERTIAN TERMINOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Sebelum perumusan pengertian terminologi pendidikan islam berdasarkan pengertian etimologi di atas, berdasarkan beberapa pengertian dikemukakan oleh para ahli, serta beberapa pemahaman yang diturunkan dari beberapa istilah dalam pendidikan islam, seperti tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan riyadhah, maka pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai berikut : proses transternalisasi pengetahuan dan nilai islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya.

SUMBER DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM

SUMBER PENDIDIIKAN ISLAM
Sumber pendidikan islam yang dimaksudkan disini adalah semua acuan atau rujuakan yang darinya memancaarkan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang akan ditransinternalisasiakan dalam pendidikan islam.
Menurut Sa’id Islmail Ali, sebagaimana yang dikutip oleh hasan langgulung, sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam, yaitu al-Qur’an, As-sunah, Kata-kata sahabat, kemaslahatan umat, tradisi atau adat kebiasaan masyarakat dan hasil pemikiran para ahli dan pemikiran islam. Keenam sumber psndidikan islam tersebut didudukan secara hiarerkas. Artinya, rujuakan pendidikan islam di awali al-Qur’an untuk kemudian dilanjukan pada sumber-sember berikutnya.

1. Sejarah pendidikan islam
Dalam al-Qur’an disebutkan kisah-kisah nabi yang berkaitan dengan pendidikan.
a. Kisah nabi Adam as, sebagai manusia pertama yang merintis proses pengajaran (ta’lim)
b. Kisah nabi Nuh as, yang mampu mendidik dan mengentaskan masyarakat dari banjirkemaksiatan melalui perahu keimanan.
c. Kisah nabi Shalih as, yang salih cerdas, dan tubuhnya kuat.
d. Kisah nabi Ibrahim as, yang memiliki kepribadian ketuhanan yang tangguh meskipun hidup meskipun dibuang kehutan belantara.
e. Kisah nabi Ismail as, yang mampu bertahan hidup pada stuasi dan kondisi yang serba sulit, gersang dan tanpa tergantung pada orang lainmeskipun ayah sendiri.
f. Dan kisah-kisah nabi yang lainnya.

2. Nilai-nilai normative pendidikan
1. I’tiqadiyyah, yang berkaitan dengan pendidikan keimanan, seperti percaya kepada Allah, Malaikat, rasul, kitab, hari akhir dan takdir.
2. Khuluqiyyah, yang berkaitang dengan pendidikan etika, yang bertujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah yang menghiasi diri.
3. Amaliyyah, yang berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-hari.
DASAR PENDIDIKAN ISLAM
Dasar pendidikan islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk merealisasikan dasar ideal /sumber pendidikan islam, dalam islam dasar oprasonal segala sesuatu adalah agama, sebab agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman. Dengan agama maka semua aktivitas pendidikan menjadi bermakna.
1. Dasar historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
2. Dasar sosiologi
Dasar Sosiologi adalah dasar yang memberikan kerangka social budaya, yang mana dengan sosio budaya itu pendidikan, dasar ini juga berfungsi sebagai tokoh ukur dalam prestasi belajar.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan prespektif tentang potenasi-potensi financial, menggali dan mengatur sumber-sumber, serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaan.



4. Dasar Politik dan admistratif
Dasar politik dan administratife adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dalam rencana bersama-sama.
5. Dasar Psikologi
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta suber daya manusia lainnya.
6. Dasar Filosofi
Dasar filosofi adalah dasar yang memberikan arah suatu system , mengontrol dan member arah kepada semua dasar-dasar oprasional lain.
7. Dasar Religius
Dasar religious adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini secara detail telah dijelaskan pada sumber pendidikan islam.
TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM

TUGAS PENDIDIKAN ISLAM
Tugas pendidikan islam senantiasa bersambung (continue ) dan tanpa batas. Hal karena hakekat pendidikan islam merupakan proses tanpa akhir sejalan dengan consensus universal yang di tetapkan oleh Allah SWT, dan rasul-Nya.

Pendidikan sebagai Pengembangan Potensi
Tugas pendidikan islam ini merupakan realisasi dari pengertian tarbiyyah al-insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi tersebut. Pendidikan berusaha untuk menempakan (aktualisasi) potensi-potensi laten tersebut yang dimiliki oleh setiap pesrta didik.

Pendidikan sebagai Pewarisan Budaya
Tugas pendidikan islam ini sebagai realisasi dari pengertian tarbiyah al-tablig ( menyampaikan atau transformasi kebudayaan ). Tugas pendidikan selanjutnya adalah mewariskan nilai-nilai kebudayaan islami. Hal ini karena kebudayaan islam akan mati bila nilai-nilai dan norma-normanya tidak berfungsi dan belum sempat diwariskan pada generasi berikutnya.

Interaksi antara Pengembangan Potensi dan Pewarisan bidaya
Manusia secara potensial mempunyai potensi dasar yang dilakukan dalam lengkapi dengan peradaban dan kebudayaan islami. Demikian juga, aplikasi peradaban dan kebudayaan harus relevan dengan kebutuhan dan perkembangan potensi dasar manusia. Tanpa memelihara kebutuhan dan perkembangan itu, peradaban dan kebudayaan hanya akan menambah beban hidup yang akan mengakibatkan kehidupan yang anomaly atau kehidupan yang menyalahi ‘desain’ awal Allah SWT ciptakan.

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
Tujuan pendidikan islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspeknya, misalnya tentang : tujaun dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Memperhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai mahluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, sifat dan karakter, yang kecendringan pada kebenaran tuhan, berupa agama islam. Tuntunan Masyarak, tuntunan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat. Dimensi-dimensi kehidupan ideal islami. Dimensi kehidupan dunia ideal islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahtraan kehidupan manusia didunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bakal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang lebih membahagiyaan.



PRINSIP-PRINSIP DALAM FORMULASI TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
1. Prinsip universal, prinsip yang memandang ke seluruh aspek agama (akidah, ibadah dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani, dsn nafsani), masyarakat dan tata kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya dan hidup.
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan. Prinsip ini adalah keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan pada peibadi, sebagai kebutuhan individual dan komunitas.
3. Prinsip kejelasan. Prinsip yang didalamnya terdapat ajaran dan hukum yang memeberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia (qalb, akall dan hawa nafsu) dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurikulum, dan metode pendididkan.
4. Prinsip tak bertentangan. Prinsip yang didalamnya ketidakan pertentangan antara berbagai unsurdan cara pelaksanaan.
5. Prinsip realism dan dapat dilakasanakan. Prinsip yang menyatakan tidak adalanya kekayalan dan kandungan program pendidikan.
6. Prinsip perubahan yang diinginkan.
7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individual.
8. Prinsiip dinamis dalam menerima perubahan dan perkembangan yang terjadi.

FORMULASI TUJUAN PENDIDIKAN
Abd al-rahman Shaleh Abd Allah dalam bukunya Edukation Theory, a Qur’anic outlook, menyatakan tuujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi :
1. Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al-jismiyah) mempersiapkan manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui keterampilan keterampilan fisik.
2. Tujuan pendidikan arohani (al-ahdaf al-ruhuniyah) meningkatkan manusia dari kesetiaan yang hanya kepada Allah SWT. Semata dan melaksanakan moralitas yang sangat islami.
3. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-aqliyah) pengarahan inteligensi untuk menemuka kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan-pesan ayat-ayat-Nya,
4. Tujaun pendidikan sosial (al-ahdaf al-ijtimaiyah) tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagi diri komunitas sosial.

PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DEFINISI PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT.
Pendidik pertama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya.kesusksessan anak kandung merupakan cermin atas kesuksesan orang tua juga. Sebagai pendidik pertama dan utama terhadapa anak-anaknya, orang tua tidak selamanya memiliki waktu yang leluasa dalam mendidik anak-anaknya. Selain karena kesibukan kerja, tingkat efektifvitas dan efesiensi pendidikan tidak akan baik jika pendidikan hannya dikelola secara alamiah.

KEDUDUKAN PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Pendidik mempunyai kedudukan tinggi dalam islam. Dalam beberapa hadits disebutkan : “jadilah engkau sebagai guru, atau pelajar dan pendengar, atau pencinta dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, sehingga enkau menjadi rusak,” dalam hadits Nabi yang lainnya : “tinta orang ilmuan (yang menjadi guru) lebih berharga daripada darah para syuhada.

TUGAS PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Tugas pendidika yang utama adalah menyempurnakan, memebersihkan, menyucikan serta membawa, hati manusia untuk mendekati diri kepada Allah SWT. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia menagalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didinya memiliki prestasi akademis yang luar biasa.

KOMPETISI PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Berdasarkan hadits dan ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa siapapun dapat menjadi pendidik dalam pendidikan islam dengan catatan ia memiliki pengetahuan dan kekampuan lebih.

KODE ETIKA PENDIDIKAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Kode etika, adalah norma-norma yang mengatur hubungan kemanusiaan antar pendidik dan peserta didik, orang tua pesrrta didik, kolegannya, serta dengan atasannya.

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DEFINISI PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Peserta didik dalam pendidikan islam adalah individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religious, dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Dalam istilah tasauf, peserta didik sering kali disebut dengan “murid atau thalib”. Istilah murid atau thalib ini sesungguhnya memiliki keladaman makna dari pada penyebutan siswa, artinya dalam proses pendidikan itu terdapat individu yang secara sungguh sungguh menghendaki dan mencari ilmu pengetahuan.

PARADIGMA PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Dalam proses belajar mengajar, seorang siswa harus sedapat munkin memahami hakikat peserta didiknya sebagai subjek dan objek pendidik. Beberapa hal yang perlu di pahami mengenai peserta didik adalah :
1. Peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, singga metode belajaar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa.
2. Peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan untuk semaksimal mugkin. Terdapat lima hakekat kebutuhan yang dikelompokan dalam dua kattegori : a) kebutuhan-kebutihan taraf dasar yang meliputi kebutuhan fisik, rasa aman dan terjamin, cinta dan ikut memiliki, dan harga diri, b) metakebutuhan-metakebutuhan (meta needs).
3. Pesrta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu lainnya, baik dalam perbedaan yang disebabkan dari paktor endogen (fitrah) msupun eksogen (lingkungan).
4. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan system manusia.
5. Peserta didik merupakan subjek dan objek seklaigus dalam pendidikan yang dimungkinkan dapat aktif, kreatif dan produktif.
6. Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan memounyai pola perkembangan serta tempo dalam iramanya.

SIFAT-SIFAT DAN KODE ETIK PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Sifat-sifat kode etik pesrta didik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakannya dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Al-Ghazali merumuskan sebelas pokok kode etik :
1. Belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT.
2. Mengurangi keceendrungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi.
3. Bersifat tawadhu atau rendah hati
4. Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran, sehingga ia trfokus dan dapat memperoleh satu kompotisi yang utuh dan mendalam dalam belajar
5. Mempelajrari ilmu-ilmu yang terfuji (mahmudah), baik untuk ukhrawi maupun duniawi
6. Belajar dengan bertahap atau berjenjang dengan memmulai pelajaran yang mudah.
7. Belajar ilmu dengan tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang lain
8. Mengenal nilai-nilai ilmu pengetahuan yang dipelajari sehingga mendatangkan ojektivitas dalam memandang suatu masalah
9. Memprioritaskan mempelajari ilmu diniyah yang terkait dengan kewajiban sebagai mahluk Allah SWT.
10. Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang bermanfaat dapat membahagiakan
11. Peserta didik harus tunduk pada nasehat pendidik sebagai mana tuntuknya orang sakit terhadap dokternya.

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Setiap pendidikan ilmiayah memerlikan suatu pencernaan dan organisasi yang duilaksanakan secara sistematis dan stuktur. Dalam pendidikan perlua adanya program yang tercerna dan dapat menghantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diingainkan. Proses pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan oprasionalisasi tujuan yang dicita-citakan bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan. Untuk itu komponen kurikulum pendidikan setidak-tidaknya mencakup empat klaster (kelompok) pokok yaitu :
1. Klaster komponen dasar
2. Klaster komponen pelaksanaan
3. Klaster koponen pelaksanaan dan pendukung kurikulum
4. Klaster komponen usaha-usaha pengembangan

HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN
Dilihat dari fungsi kurikulum maupun tujuannya hakikat kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujauan mencapai tujuan yang diinginkan.

DASAR, PRINSIP DAN FUNGSI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Dasar kurikulum adalah kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk mareti kurikulum, susunan atau organisasi kurikulum. Dalam perspektif islam, bahwa suatu kurikulum dapat dijadikan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena belum memasukan dasar religius yang wajib diresapi oleh peserta didik sejalan dengan tujuan yang ditetapkan.

Dasar Religi
Dasar yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam Al-Qur’an maupun As-sunnah, karena kedu kitab merupakan nilai kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik.

Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis, sehingga susunan kurikulum mengandung suatu kebenaran, terutama kebenaran dibidang nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini sebagai suatu kebenaran.

Dasar Psikologis
Dasar ini mempertimbangkan tehapan psikis peserta didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmani , intlektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan kegiatan individu, minat dan kecakapan.

Dasar sosiaologi
Dasar sosiologi memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan memegang peran penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi individu, dan rekontruksi masyarakat. Meskipun sering kita temikan kesulitan bentuk-bentuk- kebudayaan macam apa yang patut disampaikan serta ke arah mana proses sosialisasi, dan bentuk masyarakat yang bagai mana yang ingin di kotruksikan sesuai dengan tuntunan masyarakat.

Dasar organisasi
Dasar ini mengenai bentuk penyajian bahan pelajaran, yakni organisasi kurikulum. Dasar ini berpijak pada psikologi asosiasi, yang menganggap keseluruhan adalah jumlah bagian-bagiannya, sehingga menjadi kurikulum merupakan mata kuliah yang terpisah-pisah.


MODEL - MODEL KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Kurikulum sebagai model subjek akademis
Model kurikulum ini sangat mengutamakan pengetahuan, sehingga pendididkan diarahkan lebih bersifat intlektual. Konotasi model ini tidak hanya menerima apa yang disampaikan dalam perkembangan, tetapi tuga menerima proses belajar yang dialami peserta didik. Secara umum kurikulum medel subjek akademis dipandang sebagai model yang masih sepihak, dan belum mampuh mengintegrasikan antara nilai lama dan nilai baru.

Kurikulum sebagai nilai humastik (Aktualisasi Diri)
Karekteristik kurikulum model humastik berfungsi menyediakan pengalaman yang berharga bagipeserta didik dan membantu kelancaran perkembangan pribadi peserta didik,

Kurikulum Sebagai Model Rekontruksi Sosial
Kurikulum model ini difokuskan pada prolem yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Model kurikulum ini bersumber dari aliran pendidikan interaksional.

Kurikulum sebagai Model Teknologi
Kurikulum sebagai model teknologi pendidikan menekankan pada penyusunan program pengajaran dan rencana pelajaran dengan menggunakan pendekatan sistem. Program pengajaran ini dapat menggunakan sisitem saja, atau juga dengan alat atau media.

Kurikulum sebagai Model Proses Kognitif
Kurikulum ini bertujuan mengembangakan kemampuan mental, antara lain berfikir dan berkeyakinan bahwa kemampuan tersebut dapat ditransfer atau diterapkan pada bidang-bidang lain,.



ISI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Finc dan Crunkitton menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan dalam perumusan isi kurikulum pendidikan, yaitu 1). Waktu dan biaya yang tersedia; 2). Tekanan internal dan eksternal; 3). Persyaratan tentang isi kurikulum dari pusat maupun daerah; 4). Tingkat dari isi kurikulum yang akan disajikan,.

SISTEM PENJENJANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Kurikulum pendidikan islam bersifat dinamis dan kontinu (berkesinambungan), disusun berdasarkan pertimbanga-pertimbangan khusus, terutama masalah kemampuan inteligensia dan mental peserta didik. Dari si dapat ditententukan bobot materi yang diberikan :
1. Untuk tingkat dasar (Ibtidaiyah). Bobot materi hanya menyangkut pokok-pokok ajaran islam, misalnya masalah akidah, masalah syariah, dan masalah akhlak.
2. Untuk tingkat menengah pertama (Tsanawiah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang dsar dan ditamnbah dengan argumen-argumen dari dalil naqli dan dalil aqli.
3. Untuk tingkat menengah Atas (Aliyah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang Menengah Pertama ditambah dengan hikmah-hikmah dan manfaat dibalik materi yang diberikan
4. Untuk tingkat Perguruan Tinggi (Jami’iyah). Bobot materi mencakup bobot materi yang diberikan pada jenjang Dasar dan Jenjang Menengah Pertama, ditambah dengan materi yang bersifat ilmiah dan filosofis.

POLA ORGANISASI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada peserta didik, atau stuktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pendidikan atau pengajaran yang hendak disampaikan pada peserta didik.
Uraian model-model kurikulum di atas, pada dasarnya menuntun adanya pola organisasi kurikulum yang dapat menghantar tercapainya model-model kurikulum tersebut, misalnya untuk model kurikulum sebagai subjek akademis.

Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Terpisah-pisah
Jenis kurikulum ini bertujuan agar generasi muda mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan sejak berabad-abad. Mereka perlu mencari dan menemukan lagi apa yang diperoleh generasi-generasi terdahulu.
Penggunaan jenis kurikulum ini sedikit mendapat proporsi dalam desain kurikulum pendidikan islam, karena desain masih dalam taraf pemula atau taraf verbalistik untukuntuk peserta didik.

Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran Gabungnan
Jenis ini merupakan modifikasi dari kurikulum mata pelajaran yang terpisah-pisah. Agar pengetahuan pesertta didik tidak terpisah-pisah, maka disusunlah hubungan antara dua mata pelajaran atau lebih, yang dapat dipandang sebagai kelompok yang memepunyai hubungan erat.

KESIMPULAN

Pendidikan sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia,guna menjalani hidup di Dunia dengan tujuan hidup masing- masing dan yang pada akhirnya semua manusia akan bertujuan kepada Ridha allah yang maha Kuasa.dalam kehidupan dunia pendidikan sangat diperlukan keuletan untuk menumtut ilmu,supaya hidup ini terisi dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang bermakna dan bermanfaat,baik untuk diri sendiri,lingkungan keluarga,Lingkungan Masyarakat maupun yang brsifat Umum demi terwujudnya generasi penerus bangsa yang Missionaris dan mempunyai Pandangan Hidup maju sehingga membantu kemajuan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang kita Banggakan dan Kita Cintai.

Semakih hari dunia Pendidikan semakin maju baik dari segi iptek maupun sain yang sangat pesat.maka dari itu mari kita ciptakan suasana Dunia pendidikan kita yang nyaman dan terorganisasi sehingga dunia pendidikan yang kita miliki bisa berkembang dan kita ciptakan generasi selanjutnya lebih baik dari sebelumnya dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki.

Didalam pendidikan ada 2 macam yang bisa dilaksanakan yaitu dengan cara memperoleh pendidikan secara formal,dan Informal.lembaga pendidikan yang secara formal adalah yang berbasis sekolah,dari mulai tingkat dasar,menengah sampai atas.Sementara ilmu pendidikan yang non formal adalah lebih cendrung kepada sistem belajar yang berada dilingkungan Pesantren,tapi diera sekarang metode pendidikan bisa dipadukan kedalam sistem pembelajaran "TERPADU"antara sistem pembelajaran formal maupun non formal.

Kemudian dalam sistem pendidikan yang dilaksanakan terpadu tentu saja kurikulumnya harus dipadukan,antara kurikulum pendidikan umum dan kurikulum pendidikan Islam ( Keagamaan ) yang mana pada akhirnya akan terwujud dalam suatu sistem pendidikan yang unggul dan seimbang antara kemajuan IPTEK yang dilandasi dengan Iman yang kuat.











Daftar Pustaka

Dr. Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada Media 2006)
yunus,mahmud,sejarah pendidikan islam ,jakarta,Hidayakarta Agung,1979.